Rumput laut merupakan komoditas penting dalam dunia industri. Asia memberikan kontribusi dominan terhadap produksi rumput laut global. Selain Cina, negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina dan Malaysia telah menjadi kontributor utama bagi pertumbuhan industri rumput laut secara global, juga memainkan peran penting dalam perdagangan produk perairan global dan pengembangan industri pengolahan rumput laut. Indonesia. Saat ini keempat negara ini memebrikan kontribusi sebesar 92% dari produksi rumput laut di dunia. Kolaborasi kerja sama riset di bidang rumput laut sangat diperlukan untuk mengembangkan pemanfaatan rumput laut secara lestari. Pada tanggal 17-20 Mei 2019 diadakanlah Workshop of Seaweed Cooperation in South China Sea sebagai acara parallel dari China-ASEAN Marine Aquaculture Industry Development Forum di Zhuhai, China. Pada kesempatan ini Unsoed bersama 6 universitas di kawasan Asia Tenggara yaitu University of Malaya, Universiti Malaysia Terengganu, University of the Philippines Visayas, Prince of Songkla University, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Asosiasi Rumput Laut Indonesia dan Ocean University of China ikut menandatangani deklarasi kerjasama riset di bidang rumput laut. Delegasi Unsoed diwakili oleh Dr. Maria Dyah Nur Meinita selaku peneliti rumput laut dan koordinator Pusat Studi Biosains Maritim (PSBM) dan Dr. Tjahjo Winanto selaku Wakil Dekan III Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unsoed. Dengan deklarasi kerjasama riset di bidang rumput laut ini diharapkan Unsoed dapat lebih berkontribusi dalam riset rumput laut dan berperan aktif mengembangkan dan memajukan potensi rumput laut Indonesia. Adapun rencana kegiatan kerjasama yang akan dilakukakan diantaranya membangun laboratorium bersama, pelatihan ilmuwan muda, riset kolaborasi untuk memecahkan permasalahan dalam industri rumput laut, mempromosikan kemajuan teknologi industri rumput laut dan mengembangkan industri pengolahan rumput laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.